A.
Penanggalan China
Ada tiga macam sistem penanggalan: matahari, bulan,
dan matahari-bulan. Penanggalan matahari menggunakan lamanya perputaran bumi
mengitari matahari sebagai satu tahun (revolusi). Penangalan matahari yang
digunakan sekarang adalah penanggalan Gregoria, dibuat pada 1582, ketika Paus
Gregory XIII memperbaiki penanggalan Julius Caesar. Penanggalan bulan
menggunakan lamanya perputaran Bulan mengelilingi Bumi sebagai satu bulan. Satu
tahun penanggalan bulan kira-kira 11 hari lebih pendek dari satu tahun
penanggalan matahari.
Penanggalan China kuno adalah sebuah penanggalan
matahari-bulan. Bulan-bulannya diatur berdasarkan perputaran Bulan, dan
tahun-tahunnya diatur berdasarkan tahun matahari. Agar jatuhnya bulan tetap
sesuai dengan musim, lalu diciptakan bulan kabisat. Orang-orang China biasanya
menganggap penanggalan China kuno sebagai ’penanggalan matahari’, juga
disebut sebagai ’penanggalan pertanian’.
Shio adalah simbol binatang cina
yang mewakili 12 siklus tahunan. Mereka mewakili konsep siklus waktu, tidak
seperti konsep waktu Barat yang diwakili dengan bintang-bintang. Kalendar Bulan
Cina dibuat berdasarkan siklus dari bulan, dan dibangun dalam format berbeda dari
kalendar Barat yang berbasiskan Matahari. Dalam kalendar Cina, awal tahun
dimulai antara akhir Januari dan awal Februari. Cina mengadopsi kalender barat
sejak tahun 1911, meskipun kalendar lunar (berbasiskan bulan) masih digunakan
untuk acara-acara festival seperti Chinese New Year atau yang lebih dikenal
dengan Imlek. Banyak kalendar Cina termasuk yang beredar di Indonesia mencetak
dua versi baik itu kalendar yang berdasarkan matahari dan penanggalan Cina
berdasarkan bulan.
B. Sejarah Feng Shui
Ilmu Feng Shui yang kita kenal saat ini merupakan sebuah
metamorfosis yang telah ada sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tampaknya
ilmu ini telah mengalami perubahan yang begitu besar jika kita lihat dari
perkembangan zaman
ke zaman. Berikut ini, kami berikan
informasi sejarah perkembangan ilmu Feng Shui di Tiongkok yang telah diselidiki
oleh para pakar sejarahwan kita dari jaman ke jaman :
1. Sebelum dinasti Qin - masa pembentukan (abad 16 - abad 2 sebelum Masehi)
1. Sebelum dinasti Qin - masa pembentukan (abad 16 - abad 2 sebelum Masehi)
Pada masa
sebelum dinasti Qin ilmu Feng Shui dikenal dengan nama Bu Zhai, yaitu
metode peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura untuk menilai sebuah
lokasi menguntungkan atau tidak. Metode ini sama seperti dengan metode peramalan Yi Jing
dan juga dikenal sebagai Xiang Di atau ada yang menyebutnya Xiang
Zhai. Metode utama yang dipakai pada era ini masih sederhana sekali, yaitu
:
1) Mengevaluasi bentuk - bentuk tanah dataran tinggi dan dataran rendah.
2) Kecukupan air disebuah lokasi tempat, serta pola aliran air.
3) Kualitas tanah, subur atau tidaknya.
4) Area lokasi dengan pusat kota.
5) Memenuhi syarat penghijauan (banyak tanaman / pohon) atau tidak.
Pakar - pakar yang ahli dalam ilmu ini waktu itu disebut dengan istilah Fang Shi, atau seseorang yang mempelajari ilmu alam dan ilmu metafisika.
2. Dinasti Qin dan Han - masa perkembangan (abad 2 SM - abad 2 Masehi)
Pada masa ini, ilmu Feng Shui mulai
mengalami perkembangan yang mana mulai disebut dengan istilah Kan Yu. Kan Yu
adalah sebuah istilah bahwa manusia mengerti kehendak alam semesta, sehingga
dimana dia tinggal dia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut tanpa
ingin melawannya yang mana konsep ini terkenal dengan istilah "Tian Ren
He Yi". Satu peristiwa penting yang bisa dicatat dalam masa ini adalah
Feng Shui aliran bentuk dan aliran kompas mulai terpecah dan masing-masing
mulai membentuk teorinya.
Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini salah satunya adalah Huang Shi Gong dan Zhang Liang. Mereka juga ahli strategi militer yang membantu berdirinya dinasti Han.
3.
Dinasti Wei dan Jin - Istilah Feng Shui dibentuk (abad 2 - abad 4 Masehi)
"Zang Feng De Shui, Cheng Sheng Qi" adalah perkataan yang konon ditulis oleh Guo Pu dalam bukunya yang berjudul Zang Shu. Guo Pu adalah seorang ilmuwan Taoisme yang juga seorang sastrawan tersohor waktu itu. Sedangkan kitab Zang Shu membahas mengenai bagaimana seseorang yang telah meninggal seyogyanya dimakamkan menurut kaidah-kaidah Feng Shui agar memberikan kemakmuran bagi anak-cucunya. Konsep utama dari kitab Zang Shu rupanya telah mengilhami banyak para pakar Feng Shui di masa-masa berikutnya.
4. Dinasti Sui, Tang, dan 5 dinasti - penyebaran ilmu Feng Shui di seluruh wilayah Tiongkok (abad 4 - abad 9 Masehi)
Pada masa ini ilmu Feng Shui telah mengalami banyak kemajuan dibanding dengan masa sebelumnya, karena :
1) Sistim kerajaan berupa Meritokrasi, yaitu siapa yang memiliki jasa akan dipromosikan oleh kerajaan, sehingga sistim ujian kenegaraan telah memiliki peranan yang sangat penting dan dalam ujian tersebut sudah tentu menyangkut ilmu alam termasuk Feng Shui yang kita kenal saat ini.
2) Yang Yun Song, seorang pustakawan dinasti Tang telah memformalisasikan aliran bentuk dengan istilah Xing Shi Pai atau ada yang menyebut aliran ini Jiangsi Pai.
3) Terciptanya konsep dasar Feng Shui, yang disebut dengan Huang Di Zhai Jing
Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini cukup banyak, antara lain : Qiu Yan Han, Si Ma Tou Tuo, Yang Yun Song, Ceng Qiu Ji, Ceng Wen Chan, Liao Yu, Huang Miau Ying dan masih banyak lagi lainnya.
5.
Dinasti Song - masa keemasan Feng Shui (abad 9 - abad 12 Masehi)
Ada 3
peristiwa penting yang bisa diambil pada masa ini, yaitu :
1) Perbedaan antara Feng Shui aliran bentuk dan aliran kompas menjadi begitu nyata.
2) Penggunaan kompas Feng Shui, yang kita sebut dengan Luo Pan mulai umum.
3) Aliran kompas menjadi semakin populer daripada aliran bentuk, dan pada masa ini telah tercatat lebih dari 120 macam aliran Feng Shui kompas.
Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini antara lain : Chen Xi Yi, Wu Jing Luan, Liao Jin Jing, Lai Wen Jun, dan masih banyak lagi lainnya.
6.
Dinasti Yuan - masa kehilangan ilmu Feng Shui (abad 12 - abad 13 Masehi)
Ini adalah masa yang paling suram bagi ilmu Feng Shui, mengapa ? Karena pada masa ini, raja-raja dinasti Yuan adalah orang-orang Mongolia (bangsa asing) yang mana mereka menjajah Tiongkok dengan berusaha menekan kebudayaannya agar tidak dapat berkembang. Dalam dinasti ini banyak sekali buku-buku Feng Shui yang dibakar, sehingga kita kehilangan jejak selama hampir 100 tahun. Tidak ada satu pakar-pun yang tercatat pada masa ini.
Ini adalah masa yang paling suram bagi ilmu Feng Shui, mengapa ? Karena pada masa ini, raja-raja dinasti Yuan adalah orang-orang Mongolia (bangsa asing) yang mana mereka menjajah Tiongkok dengan berusaha menekan kebudayaannya agar tidak dapat berkembang. Dalam dinasti ini banyak sekali buku-buku Feng Shui yang dibakar, sehingga kita kehilangan jejak selama hampir 100 tahun. Tidak ada satu pakar-pun yang tercatat pada masa ini.
7. Dinasti Ming dan Qing - Ilmu Feng Shui dipelajari oleh orang awam (abad 13 - 19 Masehi)
Setelah dinasti Yuan digulingkan dan berdirinya dinasti Ming, ilmu Feng Shui sudah mulai berkembang lagi, akan tetapi ilmu ini sudah dipelajari oleh banyak orang awam dan tidak terbatas pada kaum cendekiawan kerajaan saja. Pada masa ini ada beberapa peristiwa penting yang bisa dicatat :
1) Konsep San Yuan Jiu Yun (3 era 9 periode) mulai diperkenalkan.
2) Pembedaan antara aliran San He dan aliran San Yuan semakin jelas.
3) Teori-teori dan aliran Feng Shui semakin banyak yang berlawanan, membingungkan dan saling menjatuhkan.
4) Karena kehilangan masa 100 tahun dijajah oleh orang Mongolia, banyak aliran yang membawa kembali ideologi Feng Shui dinasti Song dan Tang tanpa latar belakang yang jelas dan saling berlawanan.
5) Pada dinasti Qing, Feng Shui bintang terbang menjadi semakin populer.
Pakar-pakar yang ada pada masa ini cukup banyak, antara lain : Liu Bo Wen, Leng Qian, Mu Jiang Chan Shi, Jiang Da Hong, Zhang Jiu Yi, Jiang Yao, Zhang Zhong Shan, Wen Ming Yuan, Ma Tai Qing, Shen Zhu Reng, Zhang Xin Yan, dan banyak lagi lainnya.
8. Berdirinya RRC - Ilmu Feng Shui dipelajari di seluruh dunia (abad 19 - sekarang)
Setelah
berdirinya RRC, Feng Shui mulanya dianggap sebagai ilmu takhayul dan
membodohkan rakyat sehingga praktek-praktek ini mulanya dilarang oleh negara
selama 50 tahun lebih dan hanya dipraktekkan di negara Hong Kong, Taiwan, dan
negara-negara Asia Tenggara. Karena pemerintah RRC saat ini masih bersikap
skeptis terhadap ilmu ini (tidak dilarang maupun didukung), sedangkan para
perantauan Tionghoa sudah menyebar luas diseluruh dunia, maka keadaan di luar
negeri tenang-tenang saja dan dapat menyebarkan ilmu ini secara bebas. Sebagian
dari mereka bertujuan untuk meneruskan kebudayaan dan tradisi, sedangkan
sebagian yang lain bermaksud komersialisasi, sehingga dengan kemajuan teknologi
informasi dan transportasi saat ini menyebabkan ilmu ini banyak mengundang
peminat dari seluruh dunia tanpa batasan. Pakar-pakar modern yang tercatat pada masa sekarang
(almarhum) antara lain : Tan Yang Wu, You Xi Yan, Rong Bai Yun, Kong Zhao Su.
[1]
C. Pengertian Feng Shui
Kata
Feng Shui sendiri berasal dari gabungan kata Feng yang berarti angin (arah) dan
Shui yang berarti air (tempat). Jika dianalisa dari kata Feng Shui, maka
kemungkinan besar ilmu ini sudah ada dan berkembang bahkan sebelum bangsa
Tiongkok kuno mengenal kompas, dimana penentuan kondisi suatu tempat yang baik
pada mulanya hanya melihat perpaduan unsur air dan angin saja.
Berkembang pesatnya Taoism pada saat itu menumbuhkan berbagai bidang ilmu Tao yang salah satunya adalah Feng Shui. Feng Shui berkonsep pada penalaran yang sangat logis dan ilmiah. Konon ilmu peramalan ini sangat dipercaya oleh raja-raja Tiongkok, sehingga para ahlinya dijadikan penasehat kerajaan. Ahli peramalan pada saat itu adalah kedudukan yang penting karena dipercaya mempunyai kekuatan supranatural dan mengetahui rahasia alam. Untuk melindungi posisi ini maka ilmu peramalan ini tidak diajarkan secara luas, hanya diajarkan secara turun-temurun.
Karena Feng Shui sendiri adalah salah satu ilmu Tao, maka sebagai insan Tao mungkin kita juga perlu sedikit tahu mengenai apakah Feng Shui itu. Seperti yang kita ketahui, Feng Shui dapat dibagi menjadi dua yaitu Feng Shui kuburan dan Feng Shui rumah / bangunan.
Logika dasar dari Feng Shui itu singkatnya sebagai berikut:
Alam ini adalah susunan gabungan unsur-unsur yang berada dalam suatu dimensi ruang dan waktu yang terus berubah, karena adanya energi yang saling bereaksi satu sama lain secara alami menuju keseimbangan. Manusia yang hidup di alam (bumi) ini pun mempunyai energi. Jika seseorang tinggal di suatu tempat yang mempunyai energi baik serta perpaduan unsur yang cocok maka orang itu akan mendapat pengaruh yang baik, begitu pula sebaliknya. Hal demikian berlaku juga untuk kuburan, tetapi yang mendapat pengaruh dari kuburan (orang yang dikubur) adalah anak-anaknya karena mempunyai hubungan dan unsur genetik yang sama.[2]
D. Macam-macam Feng Shui
1. Feng Shui Kuburan
Dalam kebudayaan Chinese, kuburan seseorang itu sangat penting, karena kuburan seseorang dapat mempengaruhi keadaan keluarganya yang masih hidup. Kuburan harus dibuat sebaik mungkin selain karena hal tersebut diatas juga adalah sebagai bukti besarnya penghormatan kepada orang tua, selain itu kuburan orang tua juga dianggap sebagai suatu tempat / sarana ikatan tali persaudaraan antara sanak-cucu keluarga sehingga setiap tahun diperingati pada hari Chin Ming / Ceng Beng dengan berkumpul dan sembahyang dikuburan leluhur. Dalam Feng Shui kuburan hal-hal yang diperhatikan antara lain: Naga - Liang - Gundukan - Air - Arah. Selain itu bentuk kuburan, batu nisan, waktu penguburan juga diperhitungkan. Baik buruknya Feng Shui kuburan itu biasanya akan langsung terlihat dalam tempo satu tahun berpengaruh pada keturunan laki-laki. Biasanya orang pantang untuk merubah-rubah kuburan, jika kuburan itu sudah dianggap baik atau minimal tidak buruk. Tetapi jika ada tanda-tanda atau pengaruh buruk terasa, maka secepatnya kuburan akan diperiksa lagi (tentunya oleh ahli Feng Shui) dan jika memungkinkan diperbaiki supaya pengaruh buruk tersebut hilang atau bahkan berubah jadi baik. Dijaman sekarang penerapan Feng Shui kuburan secara sempurna sudah relatif sulit karena perkembangan jaman yang ada serta lingkungan alamnya.
2. Feng Shui Rumah Tangga
Dewasa ini Feng Shui rumah / bangunan kelihatan lebih menarik dan lebih umum diminati orang. Mungkin karena Feng Shui rumah dirasakan lebih kuat pengaruhnya dalam menunjang kehidupan seseorang sebab penerapannya memang lebih nyata dalam mempengaruhi pola kehidupan. Membuat rencana tata letak / ruang yang baik dalam Feng Shui rumah / bangunan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: pencahayaan, sirkulasi udara, keindahan, aspek keamanan, kebersihan, kenyamanan, dan warna (masalah psikologi). Tentunya arah, bentuk dan lokasi tanah serta rumah / bangunan itu haruslah baik dan sesuai fungsinya sebagai langkah awal. Selain itu sehubungan dengan Feng Shui rumah juga dikenal berbagai benda / bentuk tertentu yang sering digunakan sebagai atribut pelengkap sebuah rumah seperti misalnya: kaca cermin cekung atau cembung, dll. Benda-benda tersebut sebenarnya adalah atribut dari Tao yang mungkin sudah jarang dipakai di rumah / bangunan modern dewasa ini, tetapi tidak jarang bentuk-bentuk yang mewakili benda-benda tersebut tetap dipakai untuk maksud mendatangkan kebaikan atau menolak hal-hal yang negatif.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar