Konsep Wu Wei Dalam Agama Tao
Tao
memiliki konsep yang unik untuk seseorang memperoleh keberhasilan dalam sebuah
tindakan yang dilakukan dalam hidup ini, baik berupa bekrja, dan apa saja yang
dianggap tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan cara yang cukup menarik
perhatian orang banyak dan penasaran untuk rasa ingin tahudan mencoba
mempraktekkannya. Para penganut agama Tao atau para pengikut setia Lao-tze
menyebutnya dengan istilah Wu Wei. Wu Wei dapat di artikan “tanpa berbuat”,
“dapat bertindak” atau sarjana Barat dapat mengartikannya dengan istilah “non
action”. Dalam konsep agama Tao, Wu Wei
tersebut bukanlah hanya sekedar
sebutan dan hanya di fahami diri manusia, tapi harus digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam agama Tao, bagaimana Wu Wei yang diartikan tanpa berbuat atau bertindak tersebut jika
digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dapat menyelasaikan segala macam persoalan. Sepintas orang menganggap
bahwa kosep Wu wei adalah sebuah konsep yang
“konyol”atau tidak masuk akal, namun dalam agama Tao konsep yang kurang masuk akal ini di buat
jadi masuk akal[1].
Lao-tse
menunjukan betapa pentingnya konsep Wu Wei dalam kehidupan manusia. Cukup
banyak ayat-ayat Tao te Ching yang mengulas secara panjang lebar tentang Wu
Wei, diantaranya:
“Tao selalu menegaskan makna tanpa tindakan bahkan
tidak ada yang tertinggal untuk tidak dikerjakan”. Dalam ayat lain pada Tao te
ching Wu Wei dijelaskan dalam konteks sebagai berikut:
“Cara
untuk bertindak ,” katanya secara sederhana “ adalah dengan hidup”.[2]
“Bertindak
tanpa aksi, dan berbuat tanpa gaduh”.
Dalam
ayat-ayat Tao te Ching diatas menunjukan bahwa dalam konsep Wu wei tersebut
adalah konsep yang mengacu tanpa berbuat, dan tanpa melakukan tindakan.
Dalamhal ini bukan berarti tanpa melakukan tindakan atau berbuat, semua pekerjaan
menjadi terbengkalai, sebaliknya dengan tanpa bertindak tersebut semua
persoalan dapat terselesaikan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam
alam ini.
konsepWu
Wei ini juga mendapat perhatian serius dari sarjana jepang D.T Suzuki, seorang
penganut agama Zen Budhisme, yang juga menerjemahkan istilah wei sebagai to act, yang artinya “bertindak, membuat
suatu pertunjukan, menghentikan pertunjukan itu, memperagakan diri sendiri.”
Sedangkan Wu diartikan sebagai “kurang, tidak ada,tanpa”. Wu mwngacu kepada
ketiadaan. Dengan demikian dia mengartikan Wu Wei sebagai tanpa tindaka. Wu Wei
juga dapat di interpretasikan sebagai perbuatan atau tindakan tanpa gaduh,
sebagaiman telah dijelaskan dalam kitab Tao te ching diatas, atau tindakan
tanpa kepalsuan. Wu Wei juga dapat diartikan mengambil tanpa tindakan yang
bertentangan alam dan menyelaraskan diri dengan alam. Jika dalam alam ini kita tidak menginginkan
kekacauan yang dapat merugikan orang banyak, maka kita jangan berbuat
kekacauan, lebih baik kita mengambil sikap diam untuk mewujudkan kedamaian di
dunia ini.
Prinsip
Wu Wei atau berbuat atau tanpa bertindak, bukalah sama sekali orang untuk tidak
melakukan apapun dalam hidupnya.[3]
Tanpa tindakan diartikan berbuat yang sama sekali tidak bertentangan dengan alam,
atau seseorang . jangan berjuang melawan arus; sebaliknya mengalirlah
bersamanyadan kita akan melewati jarak yang jauh tanpa mengalami kesulitan
apapun. Sebagai contoh bahwa penjaga pantai menasehati orang-orang yang terjebak dalam kencangnya
arus air laut, untuk berenang mengikuti arus sehingga akan sampai kepinggir
pantai dan jangan sekali-kali melawan tarikannya, nanti merekan akan mengalami
ketersiksaan. Contoh-contoh ini menekankan kehati-hatian dan dapat mengendalikan pikiran dalam semua tindakan
yang dilakukan oleh manusia.
Berdasarka
konsep Wu Wei, apapun yang dilakukan oleh manusia, maka harus dapat
menyelaraskan diri dengan sifat-sifat alam. Ini merupakan konci untuk
menerapkan wu Wei dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh manusia. Manusia harus benar-benar menyadari apa yang sedang
mereka lakukan, sehingga mereka tidak terjebak pada kesalahan yang fatal.
Kesalahan yang fatal dapat juga disebabkan oleh kecerobohan, oleh karena itu
kecerobohan harus di hindari, untuk tujuan-tujuan yang dapat menghasilkan
kebaikan da manfaat.
Filsafat
Wu wei
Wu wei merupakan
konsekuensi logis filsafat tao. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan garis
edarnya. Hidup ini tumbuh atau berkembang pada jalannya. Manusia terlahir di
dunia, kemudian hidup dan akhirnya mati. Tanpa ada usaha yang dilakukan oleh manusia, maka siang akan
berganti menjadi malam air mengalir dari tempat yang tinggi ke rendah. Jika ada
air yang mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi, itu berarti
tidak lagi berjalan sesuai dengan aturab Wu Wei, namun sudah ada pemaksaan dari
manusia,dengan dibantu oleh alat lain. Tanpausaha manusiapun pohon kecil akan
menjadi besar, anak kecil akan tumbuh menjadi dewasa, orang dewasa akan
menjaditua dan mati. Pola-pola ini akan trus berjalan tanpa ada usaha yang
dilakukan oleh manusia. Tanpa usaha artinya tanpa berbuat peristiwa itu akan
terjadidengan sendirimya. Wu Wei mengajarkan, jika kita akan menyelesikan
apapun dalam hidup ini, maka jalan terbaik adalah menyekutukan diri dengan
alam., sebagaiman disebutkan sebelumnya, yaitu berlakulah seperti sifat-sifat
air, yaitu mengalur dari tempat yang tinggi kerendah dan akhirnya dapat
memberikan banyak bagi makhluk hidup.[4] Dan
contoh air tersebut merupakan gejala
alam yang paling mirip dengan tao sendiridalam pandangan para penganut Tao.
Mereka kagum dengan cara air mengapungkan benda-benda tanpa ada kekuatan
membawanya disaat pasang. Huruf Cina untuk menggambarkan perenang, jika
diuraikan, secara harfiah akan berarti “ia yang mengetahui sifat air”.
Demikianlah hanya orang yang mengtahui hakikat kekuatan hidup yang mendasar,
tahu bahwa kekuatan itu akan mendukung
jika ia berhenti.[5]
Karena itu,
airlah yang merupakn contoh yang paling dekat dengan Tao dalam dunia ilmiah.
Tetapi merupakan bentuk pertama Wu Wei. Para penganut Tao amat kagum dengan
cara air menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan
mencaritempat-tempat yang terletak paling rendah. Namun, walaupun ia mampu
menyesuaikan diri, air mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki oleh benda-benda
keras dan gampang rusak. Dalam arus sungai air mengikuti pinggiran batu yang
tajam, tetapi pada akhirnya air itu mengubah batu-batu tajam itu menjadi
batu-batu kecil yang bundar agar sesuai dengan arus aliran air itu sendiri.
Alirannya yang lembut itu meluluhkan batu karang dan menghayutkan bukit-bukit
yang kita sangka bersifat abadi. Sifat luwes tak berhingga namun kokohtanpa
bandingan, itulah kebajikan air, dan demikianlah kebajikan Wu Wei. Orang yang
menghayati hal ini, kata Tao te Ching, “ bekerja tanpa upaya” ia berbuat tanpa
lelah, membujuk tanpa perlu member alas an, berbicara fasih tanpa mulut
berbuih, dan mampu mencapai maksudnya tanpa kekerasan, paksaan, dab tekanan.
Walaupun sebagai pribadi ia hampir tidak di perhatikan orang, dalam kenyataanya
pengaruhnya amat menentukan.”
Seorang pemimpin itu berada di puncak
kepemimpinannya
Jika rakyatnya hamir tidak tahubahwa ia ada
Di kala karyanya selesai, dan tujuannya tercapai,
Mereka semua berkata, “kami sendirilah yang
mengerjakan hal ini.” (bab 17)
Suatu cirri
terakhir dari air yang menyebabkan ia dijadikan analog yag tepat untuk Wu Wei adalah
kejernihannya disaat ia tenang. “ air yang keruh didiamkan,” kata tao te Ching,
“jika anda ingin mempelajari bintang setelah berada dalam kamar yang terang
benderang cahayanya, anda harus menunggu dua puluh menit supaya mata anda dapat
membesarkan diafragmanya untuk melaksanakan tugas yang baru itu. “ Harus ada
masa penantian yang sama jika titik pusat pikiran akan disesuaikan dari
kesilauan dunia luar kepada persembunyian
jiwa yang paling dalam. Namun kejernihan hanya dapat tertangkap oleh mata batin
jika kehidupan manusia itu mencapai ketenangan yang diam dari suatu telaga yang
dalam dan hening.
Prinsip tanpa
tindakan tergantung pada keyakinan yang mendalam terhadap naluri alam. Dorongan
dan naluri telah ada dalam diri manusia. Jika manusia membiarkan semua itu
berkembang, mereka akan dapat mewujudkan semua potensi yang ada pada dirinya,
manusia dianjurkan untuk menyelaraskan diri kepada alam dan membiarkan sesuatu
bekerja dengan sendirinya, tanpa ada unsur paksaan. Dalam dunia ini, segala
sesuatu yang dilakukan dengan keterpaksaan, maka hasil dan akibatnya kurang
baik. Sering kali kita tidak menyadari bahwa banyak perbuatan yang kita lakukan
setiap hari didorong oleh keterpaksaan atau memkakan kehendak agar sesuatu itu
dapat terwujud. Jika dilihat dari sudut pandang Wu Wei maka perbuatan tersebut
sangat bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku dalam alam.
Agama Tao menekankan
pada semua orang, khususnya pada para pengikutnya untuk memulai suatu pekerjaan
dari yang paling sederhana kemudian menginjak ke yang lebih sulit.hal ini
dilakukan agar semua pekerjaan dapat dilakukan dengan baik. Disamping itu, jika
pekerjaan dimulai dari yang paling sederhan ke yang paling sulit, maka kita
akan mengenal lebih mendalam pekerjaan yang akan kita lakukan, dan apabila kita
melakukan pekerjaan yang paling sulit kita tidak lagi mengalami kesulitan lagi
untuk melakukannya. Memulai dari yang paling mudah sama artinya menerapkan
prinsip-prinsip Wu Wei dalam pekerjaan tersebut.
Dapat dilihat
bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa menggunakan prinsip Wu Wei. Misalnya, apabila
kita mengerjakan suatu soal matematika dalam ujian sekolah atau dalam
ujian-ujian untuk melamar suatu pekerjaaan, maka kita selalu memulainya dari
soal-soal yang paling mudah terlebih dahulu untuk dikerjakan, setelah itu, baru
kita mengerjakan soal-soal yang sulit. Sepertinya apa yang kita lakuka selama
ini, tanpa kita sadari telah bermuara kepada ajaran-ajaran Tao. Apa yang kita
lakukan selama ini, tidak pernah kita tanyakan dari mana asal-muasalnya, dan
bahkan sudah menjadi kebudayaan kita semua. Karena prinsip ini di pandang cukup
bagus, maka selalu diwariskan kepada anak cucu kita.
Bukan saja
Lao-tse, Confucius juga pernah
mengatakan bahwa; “Jika kita ingin menciptakan Negara yang aman, makmur dan
sejahtera, maka haruslah dimulai dari lingkungan keluarga”. Artinya, keluarga
adalah kelompok terkecil dari suatu masyarakat, jika kita sendiri belum sanggup
mensejahterakan keluarga kita, memimpin
kearah yang lebih baik, maka jangan berharap kita akan berhasil memimpin suatu
Negara.jika dipaksakan Negara akan menjadi hancur atau berantakan. Dapat
dilihat bahwa ajaran Confucius ini sejalan dengan ajaran Tao, terutama Wu Wei.
Para pengikut
Tao menekankan pencegahan sejak awal, jika kita bertindak, jika persoalan
selagi masih kecil dan mudah, maka yang kita lakukan jauh lebih sedikit dan
tenaga yang kita keluarkanpun juga semakin sedikit. Apabila kita menunggu
sampai persoalan kita menjadi rumit, maka penyelesaian akan jauh lebihsulit,
dan tenaga yang kita keluarkanpun, akan menjadi besar. Contoh kasus pada pedagang kaki lima yang
selama ini menjadi persoalan kota-kota besar. Jika pedagang kaki lima di cegah
selagi masih kecil ( atau sebelum mereka membikin gubuk-gubuk atau lapak-lapak
yang permanen), maka akan lebih mudah memberantasnya ketimbang mereka sudah
menjadi besar dan banyak. Disini letak kesalaha pemerintah dalam hal menangani
kasus pedagang kaki lima selamaini. Sehingga pengusirannya menjadi lebih sulit,
dan selalu memakan korban.
Begitu juga
dengan kasus pendudukan tanah milik orang lain oleh pedagang-pedagang kecil,
pemulung yang tidak punya tempat tinggal dikota-kota besar selama ini. Apabila
mereka sudah besar atau sudah banyak dan membuat rumah-rumah permanen, maka
aparata keamanan baru akan bertindak dan melakukan pengusira. Selagi kecil,
para pemilik tanah dan aparat keamanan tidak pernah mempersoalkannya, tapi
apabila sudah besar baru mereka bereaksi. Akibatnya banyak tenaga dan sering
kali terjadi kerusuhan, akibat pengusiran yang dilakukan. Barangkali persoalan
ini tidak akan menjadi rumit jika sejak dini para pemilik tanah dapat
mencegahnya atau tidak mengizinkan mereka untuk menempati tanah-tanah kosong
yang belum dibangun. Apabila kita ingi mengacu pada prinsip-prinsip Wu Wei,
maka semua persoalan akan terselesaikan dengan baik.
Wu
wei dalam pemerintahan
Prinsip tanpa
tindakan tidak hanya berlaku untuk aspek-aspek tertentu saja, tapi juga berlaku
dalam semua aspek kehidupan manusia selama ini. Salah satu bidang yang diminati
oleh Lao tse adalah bidang pemerintahan, karena bidang ini sangat berhubungan
dengan system pemerintahan raja-raja
masa lampau dan berlaku dala kekaisaran. Satu-satunya yang banyak dirujuk dalam
Tao te Ching adalah Tao itu sendiri, karena Tao diyakini sebagai sumber segala
sesuatu yang ada di muka bumi ini.banyak
gagasan tentang kebijakan pemerintah juga berlaku untuk manajemen maupun
kehidupan sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga. Karena dalam memimpin rumh
tangga juga dibutuhkan managemen, meskipun managemen yang sangat
sederhana,namuntidak sedikit orang yang gagal dalam kehidupan rumah tangga,
alasannya bermacam-macam, mulai dari ketidak cocokkan satu dengan yang lainnya
akibat tidak mau saling mengalah, sampai kepada adanya “ orang ketiga” yang
mempengaruhi kehidupan rumah tangga.
Banyak para ahli
mengatakan bahwa politik Taois dapat disamakan dengan konsep Eropa
Laisse-faire, yaitu pemerintah yang paling sedikit memerintah adalah pemerintah
yang baik dan bijaksana. Para kaum bijak Taois menasehati para penguasa yang
sedang berkuasa, agar diam mengamati dan membiarkan rakyat berkembang seperti
apa adanya. Sebagaiman Lao-tse pernah mengatakan bahwa: memerintah negeri yang
besar sama saja memasak ikan yang kecil”. jika kita memasak ikan didalam panci,
dan sebelum ikat tersebut masak, sering kali kita membulak-baliknya, agar masak
ikan tersebut merata. Tapi apa akibatnya, jika ikan tersebut sering kita
bolak-balik , sebelum ikan tersebut benar-benar masak. Maka ikan itu akan
hancur dan bahkan tidak nikmat lagi untuk dimakan. Hal yang sama juga berlaku
pada pemerintah, yang terlampau banyak mencampuri urusan rakyatnya, bukan cepat
menyelesaikan permasalahan, akan tetapi menimbulkan persoalan yang lebih besar
danrumit. Oleh karena itu Lao tse menganjurkan kepada pemerintah yang bijak
untuk tidak terlalu mencampuri persoalan rakyatya, biarlah rakyat berjalan
dengan sendirinya dan menentukan nasibnya.
Begitu juga
dengan hukum dan undang-undang yang berlaku dalam suatu Negara,diusahakan
jangan telalu banyak pembatasan kepada rakyat, sehingga banyak menimbulkan
banyak persoalan, karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam
menyelesaikan suatu persoalan, Lao-tse, Chuang tsu, dan Lien tsu, sama-sama
meyakini bahwa larangan yang terlalu banyak terhadap rakyat dapat mencipakan
rakyat menjadi memberontak akibat ketidak setujuan, dan menimbulkan kemiskina.
Semakin banyak hukum yang di tetapkan, akan semakin banyakpula pencuri,
sebagaimana dikatakan Lao tse dalam Tao te Ching, “ Semakin banyak larangan,
semakin banyakritual yang dihindari akan semakin melarat pula rakyat… semakin
banyak hukum yang ditetepkan, akan semakin banyakpula pencuri, karena itu orang
bijak berkata “ selama aku tidak melakukan apa-apa, rakyat akan mengentaskan
diri.
Lieh tsu
memperlihatkan betapa seorang pemimpinseharusnya mampu mengenali bakat
rakyatnya. “Dengan demikian, dalam pemerintahan suatu negeri, yang paling berat
adalah mengenali nilai yang terdapat pada orang lain, atau sekedar mengandalkan
diri sendiri.” Jadi penting bagi seorang pemimpin untuk memfasilitasi kemampuan
rakyatnyadan membiarkan mereka menentkanjalan hidupnya sendiri. Dengan
mengurangi batasan-batasan pada rakyat, rakyat akan mengembangkan bakatnya dan
Negara akan memperoleh manfaatnya. Berdasarkan ajaran Taoisme, bahwa rakyat
tidak perlu banyak diberi aturan-aturan dan mengatasi ruang geraknya, karena
akan menghambat kemampuannya untuk berkembang, dan rakyat menjadi terkekang
hidupnya. Akibatnya rakyat akan memberontak
akibat ketidakpuasaannya terhadap peraturan-peraturan yang mempersulit
ruang geraknya. Jadi, mengurangi peraturan-peraturan yang dapat mengekang
kehidupan masyarakat dalam rangka menciptakan keteraturan dalam hidup, adalah
salah satu segi dari prinsip-prinsip Wu Wei dalamkehidupan seharihari.prinsip
Wu Wei ini juga menekankan agar manusia
tidak melanggar ketenrtuan-ketentuan yang berlaku dalam alamini. Jika
masyarakat pada dasarnya hidup secara teratur dan damai, jangan kita berusaha
menciptakan persoalan-persoalan di dunia ini yang dapat membuat hidup
masyarakat menjadi tidak tentram dan hidup secara tidak damai.. adanya
peperangan antar dua Negara barudalam suatu Negara yang sudah sah, dan
lain-lain dan tidak lain adalah melanggar prinsp-prinsip alam yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip Tao.[6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar